Langsung ke konten utama

TIGA AIR YANG BERKASIAT LINUWIH


Air memang sangat dibutuhkan untuk tubuh kita, secara medis sudah tak diragukan lagi. Ini penting untuk diketahui, ada tiga jenis air yang memiliki kasiat luar biasa untuk jasmani dan ruhani kita. Air apa saja itu, mari kita menyelam bersama-sama.

Tiga jenis air tersebut adalah Pertama air mandi, yaa.. sudah tahulah, tiap hari kan juga mandi. Tapi mandi yang kami maksud disini memiliki kasiat linuwih dibanding dengan mandi yang kita lakukan sehari-hari. Kasiat istimewa ini timbul bukan karena air yang dipakai, tetapi karena dilakukan pada waktu yang tepat. Ialah dilakukan sebelum Sholat Subuh. Pengalaman ini dari Neneku (yang kami panggil Nyai). Beliau mengarjarkan cara mandi ini, yaitu dilakukan sebagai satu rangkaian dengan sholat malam, setelah jam 24.00 hingga sebelum subuh. Kami masih sekolah setingkat SMA, saat Nyai memberi ijazah ini, waktu itu kami belum mampu mengetahui apa manfaat dari mandi yang diajarkan Nyai, kami hanya jalani sebisanya saja, angin-anginan, gak rutin. 

Dalam perjalanan waktu, kami menjadi tahu, saat itu tahun 1994-1995 kami diberi amanat menjadi Komandan Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Unit Universitas Darul Ulum Jombang. Sejak itu kami banyak bersinggungan dengan hal-hal terkait kesehatan. Untuk menambah khazanah keilmuan, kami berguru kepada seorang ahli pijat refleksi dan peramu obat tradisional di wilayah Kabupaten Nganjuk. Setiap hari Selasa malam Rabu setelah kuliah kami naik bis ke rumah beliau. Dari Beliaulah kami tahu tentang manfaat mandi sebelum sholat malam atau sebelum subuh paling lambat. Mulai terkuak, bahwa mandi tersebut sudah menjadi amalan yang dilakukan oleh para kekasih Allah sebelum qiyamul lail, manfaatnya untuk kesehatan sangat banyak kata Beliau (Ingin tahu manfaatnya, browsing saja). Waw luar biasa ya Nenekku (kata hatiku bangga), walaupun Nyai hanyalah seorang dukun bayi, tapi juga manjalani amalan ini. Sejak saat itulah kami jadi semangat mengamalkan ajaran Nyai.

Pelajaran hidup dari Nyai

Sekilas sejarah mengenang Nenek (dari jalur ayahku), Beliau diberikan umur panjang, 117 tahun. Sampai usia sedemikian tua, Beliau tidak pikun, pendengaran tetap oke, hanya pengelihatan yang kabur. Setiap kali mendengar adzan, selalu bergegas mengambil wudhu dan segera sholat. Ini salah satu rahasia hidup Nyai, mengapa tetap sehat. Bahkan satu pekan (terakhir) menjelang meninggal, dalam kondisi sudah tidak bisa pindah dari tempat tidur, Nyai rutin bertanya, "Iki wis wayahe sholat opo durung?" Rahasia kedua, Beliau hanya mengkonsumsi makanan yang alami, jumlahnya pun tidak banyak hanya sebatas kebutuhan, bukan menuruti kesenangan. Rahasia ketiga, hidup apa adanya, semarah sumendhe sangger iso tetep jejeg ngibadahe.

Karena situasi kesehatan makin menurun, terkadang seperti kondisi sudah meninggal, sesaat kemudian hidup lagi dan bisa ngobrol seperti sedia kala dan seterusnya berulang demikian. Keluarga besar, maklum anak dari Nyai ada 12 orang, Mereka menerka mungkin kejadian ini karena berbagai "ilmu" yang dimiliki Nyai. dipanggilkanlah seorang spiritualis untuk mengambil "ilmu" yang mungkin menjadi penghalang perjalanan menghadap Tuhan. 

Masih segar dalam ingatan, sekitar jam 23.00 kami diminta menghadap Nyai, katanya ada satu "ilmu" yang gak bisa dilepas, kecuali ada wadak (jasad sebagai tempat) yang menggantikan. Kisahnya ketika ditanya Si Spiritualis, "Nyai, ilmu Jenengan paringne sinten?". Dalam keadaan sadar Nyai menjawab, "Susilo". Akhirnya saya duduk didekat Nyai dan matur kepada Beliau, "Nyai, pun kulo tampi peparinge jenengan, matur suwun njih. Sakmeniko jenengan kulo ijoli; Asyhadu ala illaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasululullah. Penjenengan imut-imut njih Nyi..." Setelah serah terima itu, satu jam berikutnya kami tanyakan lagi, ternyata Beliau masih ingat dan beliau mengucap dua kalimat syahadat. Selanjutnya kami meminta kepada siapapun yang menjaga agar sering meminta untuk mengucapkan apa yang kami bisikkan. 

Subhanalloh, ketika itu yang menjaga Nyai adalah Ibu kami. Kesaksian Ibu, bahwa Nyai ndak pernah lupa dengan dua kalimat syahadat yang kami bisikkan. Lanjut Ibuku, bahwa setelah tersenyum (mesem, mak plengeh) Nyai menghembuskan nafas terakhirnya. Kami bersyukur luar biasa, in syaa Allah Nyai husnul khotimah. Kejadian ini kisah 24 tahun yang lalu. 

Kedua air wudhu; Lagi-lagi kami beruntung sekali, mendapatkan ajaran dengan contoh amalan melanggengkan wudhu dari Nenekku (yang aku panggil Mbah), Beliau dari jalur ibu. Beliau selama hidup berprofesi sebagai pedagang hasil bumi, dari kalangan keluarga tidak mampu, sehingga hanya bisa menyekolahkan Ibu kami sampai SD saja. Akan tetapi Mbah memberi bekal yang cukup kepada Ibu kami tentang makna ketaatan sebagai hamba, kejujuran dan akhlak mulia pada sesama. Saat ini Ibu kami telah usia 79 tahun sedang Bapak tak terpaut jauh usianya, syukur beliau masih sehat dan masih bisa aktif ke musholla untuk sholat berjamaah, alhamdulillah.

Kembali ke Mbah kami, memang Beliau dari kalangan masyarakat biasa dengan pendidikan dan ekonomi yang jauh dibawah garis standar, tapi kami bangga Mbah memberi teladan amal istimewa, setiap batal Beliau mengambil wudhu lagi dan itu istiqomah, masyaa AllahTarbiyah dan uswatun hasanah dari Mbah ini kami terima ketika masih sangat belia, sehingga belum memahami manfaat dan pentingnya menjaga wuhdu. Baru saat dibangku sekolah atas kami mulai ngeh dengan amalan Mbahku (lebih lengkap tentang manfaat wudhu, klik saja, sudah banyak banget disyi'arkan secara online).  

Pelajaran hidup dari Mbah

Rasa bahagia dan bersyukur luar biasa, kami diberi kesempatan mendampingi Mbah sampai ujung nafas terakhirnya. Ketika sampai didetik-detik puncak, sama sekali tak tampak kesakitan dan tidak pula oyeng, ngosek atau sebutan lain. Kami dekatkan lisan ke telingga Beliau dengan membisikan lafadz ismullah al-a'dhom, kami perhatikan pergerakan nafasnya senada  seirama dengan lafadz yang kami bisikkan. Nafas yang diiringi dengan asma Allah itu makin lama makin pelan, pelan, pelan dan berhenti. Innalillahi wainna ilaihi roji'un. Kejadian ini tidak terpaut jauh dengan meninggalnya Nyai.

Kami sedih kehilangan Mbah yang membimbing kami sejak kecil, memberi teladan untuk bisa bersyukur dan menikmati karunia Allah apa adanya. Namun kami sangat bahagia diberi kesempatan mengantarkan Mbah sampai pada gerabang penjemputan menuju kebahagiaan dan keabadian. Pelajaran penting bagi kami, melanggengkan kebaikan walaupun itu kecil dan terkesan sangat sepele, akan mengantarkan pada akhir kehidupan yang bernilai luar biasa.

Ketiga air minum, bahas air minum semua pasti mafhum. Pesan pentingnya, jangan membiasakan nunggu haus baru minum, haus itu pertanda tubuh sudah demonstrasi, artinya sudah sangat-sangat membutuhkan untuk diairi. Yang terbaik adalah jadwalkan minum agar memenuhi standar kebutuhan harian 1,5 - 2 liter. Sebagai contoh, awali hari setiap bangun tidur minum 200 ml (satu gelas kecil air hangat), nah sisanya kurang 9 gelas kan, bagi saja dalam sehari, hingga sempurna ketemu total 2 liter. Bagaimana ketika kerja, bawa bekal air minum dong. Jika sudah bisa rutin, akan terasa luar biasa dampaknya. Bagaimana? Ingin tahu manfaat lebih lanjut? Ketik di mesin pencarian google, sip, banyak ragam penjelasannya.

Tulisan ini semata untuk mengenang leluhur kami. Semoga mengalirkan lebih deras pahala dengan ilmu dan keteladanan yang Beliau tinggalkan serta kami bagikan. Al-Fatihah.

Semoga bermanfaat.

Selamat Hari Sabtu (Semangat baru tumbuh selalu).

Tulungagung, 24 Agustus 2024

Penulis: Susilo (Anggota Jatim PAK )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAWAI DAN EDUKASI

Obrolan santai diluar materi siar, saat jeda iklan disela waktu on air kemarin (29 Agustus 2024) terurai pemikiran yang terpicu dari kegiatan HUT RI ke 79 ini. Ngobrol santui ini rupanya tak kalah menarik dengan materi inti siaran. Info, siaran rutin bersama 96,2 Samar FM ternyata sudah tiga tahun lo, terima kasih Samara yang telah ikhlas membersamai kami Komunitas Jatim PAK.  Karnaval dan Carnival adalah berasal dari kata yang sama, yang berarti pesta besar, pameran, kirab atau pasar malam dengan berbagai hiburan menarik. Mungkin pawai budaya atau kirab budaya atau masyarakat kita menyebutkan dengan istilah pawai saja, juga terinspirasi dari dua kata tersebut. Hal ini kita tilih dari isian kegiatannya.  Dari obrolan kecil itu kita bertiga (Kami, Mbak Lisa selaku Host dan Master Wijaya sebagai Narsum), mundur jauh ke masa silam disaat kita masih kecil dulu. Pawai seperti ini lebih banyak memberikan edukasi tentang sejarah perjuangan bangsa, dilengkapi adat budayanya dan dieksp...

SOSIALISASI MENJADI MEDIA MENCARI SOLUSI

Susilo*) Korupsi terjadi karena kebiasaan buruk yang dibiarkan, dalam waktu tertentu akan membentuk karakter. Jika telah menjadi karakter, maka menjadi sangat sulit dibenahi. Pemberantasan korupsi yang paling efektif adalah dengan memberi contoh pembiasaan baik mulai sejak dini. Hari Senin, tanggal 19 Agustus 2024, jam 09.00 WIB, Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung  telah menyelenggarakan Sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi kepada Kepala Sekolah SMP Negeri maupun Swasta se Kabupaten Tulungagung , bertempat di Hall Kresna Narita Hotel Tulungagung, sejumlah 102 Peserta hadir pada acara tersebut. Bertindak sebagai Narasumber dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Tulungagung, tiga orang terdiri dari Bapak Amri Rahmanto Sayekti, S.H., M.H ((Kepala Seksi Intelijen), Bapak Zulfikar Ar Riski Akbar, S.H (Kasubsi A Intelijen) dan Bapak Eka Kurniawan Putra, S.H., M.H (Kasubsi B Intelijen), sedang Narsum dari Inspektorat Kabupaten Tulungagung adalah Bapak Drs. Tranggono Dibjoharsono, M.M. Narasumb...

SENJATA PEJUANG

            Senjata menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sejak zaman kuno, senjata menjadi ageman kebanggaan hampir setiap orang mulai dari rakyat jelata hingga pejabat negara. Senjata disetiap wilayah memiliki bentuk, nama dan ciri khas yang beraneka keunikannya, seperti di Jawa punya senjata Keris dengan beraneka jenis dan nama, Keris Bujak Beliung (Kalimantan Selatan), Tombak Hujor dari Sumatra Utara (batak), Pedang Jenawi adalah senjata tradisional paling populer di Riau, Badik Tumbuk Lada sejenis keris yang terdapat di Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung senjatanya Parang, Mandau (Suku Dayak) di Kalimantan. Golok Ciomas dari Banten, Kujang dari Jawa Barat, Sundu (Nusa Tenggara Timur) menyerupai keris. Badik dari daerah Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, di Madura ada Celurit, Rencong dari Aceh, Lembing Sulawesi, Belati dan Busur (Irian Jaya). Ada pula Bambu Runcing yang dijadikan senjata dan lain-lain. ...