Langsung ke konten utama

MEMBANGUN REPLIKASI DESA ANTI KORUPSI

        


TrioTUKIBI, Pada hari Selasa dan Kamis, tanggal 17 dan 19 Oktober 2023, jam 09.00 WIB. Bertempat di Hall Narita Hotel Tulungagung, telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Buku Saku Pengawasan Studi Kasus Pencegahan Tindak Pidana Korupsi. Kegiatan ini diinisiasi oleh Inspektorat Kabupaten Tulungagung, bekerjsasam dengan Kejaksaan Negeri Tulungagung dan Kepolisian Resot Tulungagung.

Bertindak sebagai Narasumber adalah utusan dari 3 institusi di atas, sebagai berikut Raden Bagus Perwira, S.H., M.H (Kejaksaan Negeri Tulungagung), Ipda. Dhanang Tri W., S.H., M.H (Polres Tulungagung), Yenni Dwi, S.STP dan Susilo, S.P., M.Pd (Inspektorat Tulungsgung).

Sedangkan peserta adalah sejumlah 150 Orang pada hari pertama dan 150 orang pada hari kedua, Peserta terdiri dari Utusan dari Anggota Dewan Perwaakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Tulungagung, Kepala OPD se-Kabupaten Tulungagung, Pemerintah Desa (Kepala Desa dan Bendahara Desa) masing-masing Kecamatan mengirimkan 2 (dua) Desa, Dinas Pendidikan bersama Kepala Sekolah, Dinas Kesehatan bersama Kepala Puskesmas.

Setalah acara dibuka oleh Bapak Drs. Sukarji, M.M (Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung) acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh para Narasumber. Narasumber dari Kejari Tulungagung menjelaskan tentang penanganan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang telah masuk di Kejari, bagaimana proses hukum itu dijalankan. Narasumber dari Polres memaparkan dasar hukum Tipikor, jenis-jenis korupsi dan bagaimana tata cara pelaporan Tipikor ke Polres serta Pengadaan Barang dan Jasa. Sedangkan Naraumber pertama dari Inspektorat membedah tuntas isi dari Buku Saku sebagai thema utama sosialisasi ini. 


        Pemateri terakhir adalah dari Inspektorat Tulungagung khusus menyampaikan tentang Desa Anti Korupsi (D’aksi), membuka paparan awal; “Desa yang mampu melaksanakan tugas penyelenggaraan Pemerintah Desa sesuai dengan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan, berdasarkan peraturan yang berlaku.”

Susilo melanjutkan penjelasannya bahwa D’aksi memiliki tujuan sebagai berikut (1) Menyebarluaskan tentang pentingnya membangun integritas dan nilai-nilai antikorupsi kepada pemerintah dan masyarakat desa. (2) Memperbaiki tata kelola pemerintahan desa yang berintegritas sesuai indikator dalam buku panduan desa antikorupsi. (3) Memberikan pemahaman dan peningkatan peran serta masyarakat desa dalam upaya mencegah korupsi dan memberantas korupsi.

Sehingga dari penjelasan tiga Narasumber sebelumnya apakah sudah dilaksanakan dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa bisa dikukur melalui alat ukur penilaian mandiri yang disediakan Program D’aksi. Penilaian mandiri ini terdiri dari 5 kompoenan dengan 18 indikator. Penilaian mandiri ini akan memberikan gambaran nyata desa dimaksud masuk kelompok mana? Apakah kelompok level Istimewa (level tertinggi), Memuaskan, Sangat Baik,  Baik, Cukup, Kurang atau Sangat kurang.

Semoga bermanfaat (PAK Shoes).

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAWAI DAN EDUKASI

Obrolan santai diluar materi siar, saat jeda iklan disela waktu on air kemarin (29 Agustus 2024) terurai pemikiran yang terpicu dari kegiatan HUT RI ke 79 ini. Ngobrol santui ini rupanya tak kalah menarik dengan materi inti siaran. Info, siaran rutin bersama 96,2 Samar FM ternyata sudah tiga tahun lo, terima kasih Samara yang telah ikhlas membersamai kami Komunitas Jatim PAK.  Karnaval dan Carnival adalah berasal dari kata yang sama, yang berarti pesta besar, pameran, kirab atau pasar malam dengan berbagai hiburan menarik. Mungkin pawai budaya atau kirab budaya atau masyarakat kita menyebutkan dengan istilah pawai saja, juga terinspirasi dari dua kata tersebut. Hal ini kita tilih dari isian kegiatannya.  Dari obrolan kecil itu kita bertiga (Kami, Mbak Lisa selaku Host dan Master Wijaya sebagai Narsum), mundur jauh ke masa silam disaat kita masih kecil dulu. Pawai seperti ini lebih banyak memberikan edukasi tentang sejarah perjuangan bangsa, dilengkapi adat budayanya dan dieksp...

SOSIALISASI MENJADI MEDIA MENCARI SOLUSI

Susilo*) Korupsi terjadi karena kebiasaan buruk yang dibiarkan, dalam waktu tertentu akan membentuk karakter. Jika telah menjadi karakter, maka menjadi sangat sulit dibenahi. Pemberantasan korupsi yang paling efektif adalah dengan memberi contoh pembiasaan baik mulai sejak dini. Hari Senin, tanggal 19 Agustus 2024, jam 09.00 WIB, Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung  telah menyelenggarakan Sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi kepada Kepala Sekolah SMP Negeri maupun Swasta se Kabupaten Tulungagung , bertempat di Hall Kresna Narita Hotel Tulungagung, sejumlah 102 Peserta hadir pada acara tersebut. Bertindak sebagai Narasumber dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Tulungagung, tiga orang terdiri dari Bapak Amri Rahmanto Sayekti, S.H., M.H ((Kepala Seksi Intelijen), Bapak Zulfikar Ar Riski Akbar, S.H (Kasubsi A Intelijen) dan Bapak Eka Kurniawan Putra, S.H., M.H (Kasubsi B Intelijen), sedang Narsum dari Inspektorat Kabupaten Tulungagung adalah Bapak Drs. Tranggono Dibjoharsono, M.M. Narasumb...

SENJATA PEJUANG

            Senjata menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sejak zaman kuno, senjata menjadi ageman kebanggaan hampir setiap orang mulai dari rakyat jelata hingga pejabat negara. Senjata disetiap wilayah memiliki bentuk, nama dan ciri khas yang beraneka keunikannya, seperti di Jawa punya senjata Keris dengan beraneka jenis dan nama, Keris Bujak Beliung (Kalimantan Selatan), Tombak Hujor dari Sumatra Utara (batak), Pedang Jenawi adalah senjata tradisional paling populer di Riau, Badik Tumbuk Lada sejenis keris yang terdapat di Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung senjatanya Parang, Mandau (Suku Dayak) di Kalimantan. Golok Ciomas dari Banten, Kujang dari Jawa Barat, Sundu (Nusa Tenggara Timur) menyerupai keris. Badik dari daerah Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, di Madura ada Celurit, Rencong dari Aceh, Lembing Sulawesi, Belati dan Busur (Irian Jaya). Ada pula Bambu Runcing yang dijadikan senjata dan lain-lain. ...