Langsung ke konten utama

SPEEDOMETER KEHIDUPAN

SUSILO*)

Hidup ini seperti speedometer, kadang berhenti, kadang berjalan santui, kadang pula cepatnya maksimal. Mengapa seperti itu? Semua ada penyebab atau alasan masing-masing. Cukup dengan mengamati speedometer secara mendalam, akan kita temukan jawaban.

Catatan sebuah perjalanan, kemarin (Ahad, 18 Agustus 2024) kami melakukan perjalanan untuk menghadiri pernikahan keponakan dari istri. Sepulang acara baru ngeh, apa yang saya pikirkan dari tadi saat memperhatikan speedometer. Tiap liat, ada hal muncul dalam pikiranku, hmm, iya, mengingat dan membenarkan dawuh-dawuh dari Pak Nas (panggilan akrab Ustadz Nasrullah, founder Yayasan Magnet Rezeki Indonesia). 

Speedometer merupakan alat ukur kecepatan sebuah kendaraan, kapan kita pelan dan kapan menambah kecepatan agar cepat sampai tujuan. Semua bisa dilihat sesuai kebutuhan dengan alat ukur tersebut. Alat ukur ini juga berfungsi sebagai pengendali diri selama perjalanan, agar kita tak terlena hingga melampaui ambang batas kecepatan yang ditentukan pada suatu ruas jalan. Jika overload, maka siap-siap risiko, membahayakan diri dan pengendara lain.

Mengadopsi hasil penelitian Danah Zohar dan Ian Marshall, diri kita ini tak ubahnya bagaikan kendaraan bermotor. Ada ukuran untuk mengendalikan kecepatan perjalan hidup kita, ukuran ini oleh Pak Nas disebut dengan Spiritualmeter (Buku Best Seller Rahasia Magnet Rezeki, hal 158, cetakan ke 56, 2022). Meteran spiritual ini tidak seperti speedometer yang memiliki angka nol dan angka positif saja, tapi spiritualmeter mengenal adanya angka negatif (di bawah nol). Karena spiritualmeter tak cuma mengukur kecepatan yang sifatnya positif atau produktif dan menguntungkan, namun juga mengidentifikasi pergerakan jiwa yang melemah, menurun atau negatif artinya merugikan.

Ada kala diri kita berhenti, tidak ada movement, stagnan, dalam pekerjaan pribadi atau institusi. Posisi ini kita sedang berada di angka nol. Artinya sedang lemah, tiada energi, tiada power untuk menciptakan kinerja. Jika kondisi instabilitas ini dibirakan akan mengarah ke angka di bawah nol atau negatif,  bahaya saudara!!. Maka posisi ini harus segera disuntik dengan energi positif supaya stabil dan naik ke angka satu setidaknya.

Ada saat kita berjalan begitu santui, dalam kerjapun target diraih sekenanya saja, alih-alih hasil kerja memuaskan, bisa tuntas saja sudah prestasi. Rampungpun itu jauh lepas dari target waktu yang normal, saking santuinya. Artinya berjalan dengan energi yang tak stabil, tak tentu arah (tak seirama dengan tujuan yang ditentukan). Bahkan kalau ditinjau dari meteran spiritual cenderung mengarah ke angka negatif satu (di bawahnya nol). Biasanya kondisi ini menandakan suatu upaya penonjolan diri, mencari perhatian, perlawanan diri karena merasa benar sendiri dan akan berubah marah jika diingatkan agar speed kerjanya ditingkatkan. Jika level minus naik dari negatif satu ke negatif dua (marah) itu menjadi pertanda kondisinya lebih parah, jika dibiarkan terus akan makin menurunkan level kwalitas diri seseorang.

Tumbuh pula suatu ketika, semangat kita membara, kerja penuh dedikasi, fokusnya total, sehingga hasilnya maskimal. Jikalau diukur speedometer kecepatannya kira-kira di atas 60 lah. Sebuah kecepatan yang standar dan aman. Kalau dilihat dari meteran spiritual berada pada angka 6, adalah timbulnya rasa pengabdian dari dalam, murni tanpa paksaan. Posisi ukuran di angka ini seharusnya dipertahankan dan ditingkatkan.

Maka kondisi speedometer yang stabil naik, sama dengan spiritualmeter yang menunjukkan angka positif yang naik pula. Semakin kondisi spiritual seseorang naik level, ia akan memicu kwalitas kerja yang makin membaik, demikian pula indikasi sebaliknya. Keadaan naik stabil ke arah positif inilah kondisi ideal bagi seorang karyawan, pegawai atau seorang wirausahawan. Kondisi stabil ini akan berimplikasi pada hasil kerja yang berkwalitas tinggi (maksimal), jika dalam bisnis menaikkan value keuntungan.

Selamat hari Senin; Semangat selalu meningkat dan speed stabil cepat!

Semoga bermanfaat.

*) Penulis adalah anggota Penyuluh Anti Korupsi Jawa Timur (JatimPAK).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MIRIS, TIPIKOR DI PEMDES TERKUAK

  Susilo Berita memprihatinkan yang dilansir Radar Tulungagung, Rabu Pon, 15 Agustus 2024 pada halaman 13. Dari judulnya saja kita sudah bisa menebak isi beritanya, Satu Demi Satu Terkuak Dugaan Korupsi Pemdes.   Kutipan isi berita Radar Tulungagung (Jawa Pos Group) pada halaman 19 sebagaimana berikut ini;  Kajari Tulungagung Tri Sutrisno mengatakan bahwasannya tengah menangani dugaan kasus Tipikor yang menyeret empat Pemdes di Tulungagung. Diketahui, dari empat Pemdes tersebut, dua diantaranya telah penetapan tersangka dan akan masuk persidangan dalam waktu dekat . Berita selengkapnya silahkan dibaca dalam sumber berita di atas. Sungguh ketika membaca berita yang tersaji pada pagi ini, kami benar-benar prihatin. Betapa tidak, Kepala Desa beserta Perangkat Desa adalah pemimpin serta tokoh masyarakat yang seharusnya menjadi panutan bagi semua warganya. Beliau-beliau adalah pribadi pilihan yang terpilih diantara ribuan warga desa. Kepadanya amanat untuk pembangunan dan pemb...

SILATURRAHIM NAHDLIYIN

 Ahad Wage adalah hari yang ditetapkan untuk kegiatan Silaturrahim Nahdliyin PCNU Kabupaten Tulungagung, karena tujuan ini adalah sebagai perekat persatuan dan kesatuan. Sedang secara fundamental tujuan dari forum ini juga  sebagai media menjaga ketahuidan kepada Dzat yang Maha Ahad serta menjaga ajaran ahlussunnah wal jama'ah an-nahdliyah, sehingga dikaji dalam majelis ini berbagai ilmu untuk menguatkannya. Periode ini (18 Shafar 1446 H / 25 Agustus 2024 M) Majelis Silaturrahim Nahdliyin bertempat di Pondok Pesantren Miftahul 'Ulum Desa Sukowiyono Kecamatan Karangrejo Tulungagung. Pondok yang  diasuh oleh Romo KH. Muhaimin Ghozali ini terletak di tepi jalan raya Kalangbret - Karangrejo, sehingga mudah dijangkau dari segala penjuru. Hadir dalam acara ini, Rais Syuriah, Ketua Tanfidiyah PCNU Kabupaten Tulungagung bersama segenap pengurus, Lembaga dan Banomnya. Rais Syuriah, Ketua Tanfidiyah bersama Pengurus MWCNU se Kabupaten Tulungagung, Pengurus Ranting NU 13 Desa di Kec...

DO'A SANTRI MADINA SANGATA

Satu lagi bukti bahwa Islam agama masa depan yang paripurna. Islam memberikan tips cerdas dan strategi pasti untuk meraih kebahagiaan dimasa kini, sukses dimasa depan dan meninggalkan jejak sejarah kebaikan jika kelak telah menjadi bagian dari masa lampau. Pagi ini (Rabu, 7 Agustus 2024) kembali berkesempatan menanamkan nilai-nilai kebaikan di ladang baru yang subur (Santri baru di kelas 7D, Madrasah Diniyah SMPN 1 Ngantru Tulungagung/Madina Sangata). Bukan hal baru, tapi menurut kami tiap kali kami sampaikan kepada Santri Madina Sangata menjadi sesuatu yang harus kami istimewakan. Karena yang kami sampaikan merupakan ajaran dari agama yang teramat istimewa. Karena kami masuk klas baru, maka kami tanyakan apakah sudah tahu arti dari do'a yang baru saja Santri-santri panjatkan? Do'a tersebut permohonan dan sekaligus memberikan petunjuk pencapaiannya, do'a ini memilah stratifikasi dalam proses belajar-mengajar sebagai berikut: Tips yang tersirat dalam do'a dimaksud adalah...