Langsung ke konten utama

PERBATASAN YANG MENGAJARKAN

Saat kata perbatasan disebutkan, umumnya akan terpikirkan sebagai batas akhir suatu wilayah dengan wilayah lain. Adakah pelajaran yang bisa kita ambil dengan merenungkan makna sebuah perbatasan? 

Perbatasan antar wilayah dimaksud ada yang berupa gapura ada pula yang berwujud tugu batas. Sedangkan batas antara halaman buku ada yang berupa kertas pembatas ada pula yang berupa pita. Semua bersifat membatasi saja, tidak menghentikan langkahnya tapi justru pembatas ini menghantarkan ke langkah berikutnya. Mari kita perhatikan pada tugu atau gapura perbatasan rata-rata terdapat tulisan berbeda dikedua sisinya. Satu sisi bertulis "Selamat Datang di...." disisi yang lain tertulis "Selamat Jalan ....". Demikian juga dengan jenis pembatas yang lainnya.  

Sesungguhnya perbatasan atau pembatas mengandung nilai pelajaran yang amat berharga, namun selama ini mungkin kita mengacuhkan atau bahkan bisa jadi belum bisa mengambil pelajaran darinya. Mari kita bongkar satu-persatu makna dari setiap perbatasan.

Perbatasan kehidupan adalah kematian, jika ditulis dalam papan disatu sisi mengucapkan "Selamat Jalan.." sebagai ungkapan selamat jalan meninggalkan dunia dan seisinya. (Umumnya hanya sisi ini yang diekspos), biasanya berupa karangan bunga bela sungkawa, flyer innalilahi dan share lainnya. Sisi yang lainnya mengucapkan "Selamat Datang..." maksudnya selamat datang di alam berikutnya yaitu alam barzah. Nah, pada sisi yang ini lazimnya tidak ditampakkan dihadapan publik.

Sakit (dengan sebutan nama tertentu, spesifik) adalah membatasi saat seseorang imunnya tinggi atau stabil (sehat) dengan keadaan dimana imun sedang menurun. Seorang yang imunnya tinggi dan stabil bisa bernafas dengan lega, bisa menikmati makanan dengan lahap, saat menurun imunya maka virus akan menyerang sehingga hidung tersumbat mengganggu pernafasan (disebut sakit flue, pilek atau lainnya), makan apapun tak enak rasanya.

Sementara kata miskin menjadi pembatas antara orang yang sedang memiliki segalanya dengan keadaan dimana apa yang dimiliki sudah lepas dari penguasaannya. Miskin ini tidak hanya berkonotasi pada kepemilikan harta saja, namun bisa jadi seorang yang dulu punya jabatan, kekuasaan dan pendukung atau teman yang banyak menjadi tak lagi menjabat, tak punya kekuasaan dan tak memiliki pendukung atau teman.

Pembatas disaat semua organ tubuh masih berfungsi dengan maksimal, gagah ganteng rupawan atau cantik menawan (muda) dengan kondisi menurunnya beberapa fungsi organ tubuh atau bahkan sudah tak bisa beraktifitas sama sekali disebut dengan tua. 

Pelajaran dari perbatasan berikutnya adalah kesempitan, ia akan menjadi pembatas bagi seorang yang masih memiliki kesempatan luas. Kesempatan berupa umur, kesehatan, harta, kekuasaan, fisik yang sehat, semua kesempatan tersebut akan berubah menjadi kesempitan ketika terjadi penurunan bahkan hingga kehilangan semuanya. 

Menjaga sebelum perbatasan atau pembatas itu datang adalah menjadi hal yang harus kita lalukan. Dengan apa untuk menjaganya? Dengan amal kebajikan, agar kita bisa selamat melewati perbatasan atau pembatas sehingga dengan mudah melaju ke kondisi berikutnya. 

Jika maksud perbatasan ini antar kota, maka dengan perjalanan yang dilakukan sesuai aturan lalu lintas, maka kita akan selamat melewati perbatasan dan nyaman hingga sampai tempat tujuan. Jika yang dimaksud perbatasan ini adalah kematian, maka kita akan selamat melewatinya dengan husnul khotimah dan akan mendapatkan kebahagiaan abadi di negeri tujuan.

Wallahu a'lam bis-shawab...

Semoga bermanfaat.


Penulis: Susilo (Anggota Penyuluh Anti Korupsi Jawa Timur, 12 Agustus 2024)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODAL UTAMA BERUMAH TANGGA

Bagaimana piwulang (ajaran) Jawa terkait dengan pegangan atau modal sebuah pernikahan? Apakah selaras dengan ajaran Nabi SAW? Mari bersama kita renungi . Hari ini kebetulan kami dimintai tolong oleh Saudara untuk turut mengantarkan Putrinya yang menikah. Kami mendapat tugas tambahan untuk menjadi jubir dalam walimatul 'urusy tersebut. Sengaja kami tulis materi adicara serah-terima Pengantin ini untuk mengabadikan momen bahagia Mereka. Setelah tugas utama, menyerahkan Pengantin Putri kepada pihak-pihak selesai, kami lanjutkan dengan memberi hadiahkan kenangan sebuah Tembang Macapat Asmarandhana berikut ini: Gegarane wong akrami... Dudu bandha dudu rupa... Amung ati pawitane... Luput pisan kena pisan.. Yen gampang luwih gampang... Yen angel-angel kalangkung.. Tan keno tinumbas arto... Jika diterjemah dalam Bahasa Indonesia: Modal orang berumah tangga.. Bukan harta bukan rupa.. Hanya hati bekalnya... Gagal sekali berhasil sekali... Jika mudah terasa lebih mudah... Jika susah terasa ...

MIRIS, TIPIKOR DI PEMDES TERKUAK

  Susilo Berita memprihatinkan yang dilansir Radar Tulungagung, Rabu Pon, 15 Agustus 2024 pada halaman 13. Dari judulnya saja kita sudah bisa menebak isi beritanya, Satu Demi Satu Terkuak Dugaan Korupsi Pemdes.   Kutipan isi berita Radar Tulungagung (Jawa Pos Group) pada halaman 19 sebagaimana berikut ini;  Kajari Tulungagung Tri Sutrisno mengatakan bahwasannya tengah menangani dugaan kasus Tipikor yang menyeret empat Pemdes di Tulungagung. Diketahui, dari empat Pemdes tersebut, dua diantaranya telah penetapan tersangka dan akan masuk persidangan dalam waktu dekat . Berita selengkapnya silahkan dibaca dalam sumber berita di atas. Sungguh ketika membaca berita yang tersaji pada pagi ini, kami benar-benar prihatin. Betapa tidak, Kepala Desa beserta Perangkat Desa adalah pemimpin serta tokoh masyarakat yang seharusnya menjadi panutan bagi semua warganya. Beliau-beliau adalah pribadi pilihan yang terpilih diantara ribuan warga desa. Kepadanya amanat untuk pembangunan dan pemb...

PAWAI DAN EDUKASI

Obrolan santai diluar materi siar, saat jeda iklan disela waktu on air kemarin (29 Agustus 2024) terurai pemikiran yang terpicu dari kegiatan HUT RI ke 79 ini. Ngobrol santui ini rupanya tak kalah menarik dengan materi inti siaran. Info, siaran rutin bersama 96,2 Samar FM ternyata sudah tiga tahun lo, terima kasih Samara yang telah ikhlas membersamai kami Komunitas Jatim PAK.  Karnaval dan Carnival adalah berasal dari kata yang sama, yang berarti pesta besar, pameran, kirab atau pasar malam dengan berbagai hiburan menarik. Mungkin pawai budaya atau kirab budaya atau masyarakat kita menyebutkan dengan istilah pawai saja, juga terinspirasi dari dua kata tersebut. Hal ini kita tilih dari isian kegiatannya.  Dari obrolan kecil itu kita bertiga (Kami, Mbak Lisa selaku Host dan Master Wijaya sebagai Narsum), mundur jauh ke masa silam disaat kita masih kecil dulu. Pawai seperti ini lebih banyak memberikan edukasi tentang sejarah perjuangan bangsa, dilengkapi adat budayanya dan dieksp...