Langsung ke konten utama

MALU DENGAN SEPATU


Kalimat yang disusun indah, ideal, normatif.. "Kalau aku jadi, maka akan mengabdi sepenuh hati, total berkontribusi, akan mewujudkan ini, membuat itu", seolah mengangkat diri serba iyes!!. Memang untuk bisa melakukan hal-hal itu harus jadi sesuatu terlebih dahulu? Malu dong dengan sepatu.

Sepatu, kehebatannya membuka kisah pagi ini, ia menjadi teladan pribadi yang setia menjaga kesadaran, memporsikan diri diposisi yang tepat, tidak merasa hebat tapi kokoh, memiliki prinsip yang kuat dalam memegang amanat. 

Sepatu, tak pernah mau dipuji diangkat tinggi dan dijadikan mahkota di kepala, ia tegas menjelaskan bahwa itu bukan porsiku, bukan posisiku, bukan kemampuanku, tidak tepatlah itu. 

Sepatu, Ketika diikatkan kedua talinya kemudian ia didudukkan di leher, ia sadar diri dan mengatakan, "Ehh.. gila kamu, aku bukan aksesoris pakaian, tapi aku penunjang penampilan.." Ia tetap menjaga marwah jati diri dan tahu diri akan kompetensinya.....

Sepatu, ketika ia diistimewakan dilindungi dibungkus rapi, dibanggakan, ditunjuk-tunjukkan, ditenteng kesana kemari, ia tak lupa diri, "He he he ingat, ingat, ingat!! Aku bukan untuk kau lindungi, kau banggakan kesana kemari, tapi tugasku justru melindungi kakimu, dengan memakaiku kau akan tampil lebih keren, baru boleh bawa kemana saja dengan bangga.." 

Sepatu, ia lantang memberi petunjuk, "Dimanapun posisi bisa berkontribusi, memberi peran berarti, berprestasi memenangkan kompetisi, kalau mau mengabdi yaa ngabdi saja, jadi gak usah tunggu nanti!! Langsung jangan tunda-tunda mulai sekarang juga!!... Gak perlu harus jadi apa-apa.. Ingat, bisa jadi kau belum melakukan apa-apa tiba-tiba Izrail sudah di depan mata, kau bisa apa?!!.. Bisa dipahami, Broo!!!.." 

Sepatu, ia menyeru, "Pertiwi telah lama memanggil kita, ayo gerak bersama.. Pertiwi dalam cengkeraman pencuri profesional, mari kita lindungi.. Ibu Pertiwi menangis, melihat anak-anaknya berebut kekuasaan, berbagi keuntungan hasil kejahatan, mereka lupa pada Ibu yang telah melahirkan butuh perlindungan. Pertiwi meronta, banyak anaknya durhaka, membuat aturan semau kebutuhan nafsunya. Kalian  yang gagah, berkuasa, berlindung kaki denganku diam saja!!??.. Kami hanya sepatu, sebatas ini kemampuan kami.."

Sepatu, ia berkomitmen terus-menerus tanpa ada putus, tak jua putus asa, tiada kamus itu dalam dirinya.. Memang tampak rendah, ia terinjak kaki si pemakai, tapi ia mampu memberi dan menambah nilai. Ia di bawah tapi memberi kontribusi besar pada siapa yang berdiri di atasnya. Ia mengabdi sesuai kemampuan diri, totalitas tinggi!!! 

Sepatu, maqbul doanya karena terinjak tanpa ada rasa, "Semoga setiap diri, sadar porsi dan posisi untuk gerak bersama melindungi Ibu Pertiwi.."

Sepatu, kami jadi malu denganmu...... 


Semoga bermanfaat.
Selamat Hari Minggu (Minggir dulu jangan ganggu, he he lagi liburan)

Tulungagung, 25 Agustus 2024
Penulis: Susilo (Anggota JatimPAK)
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MIRIS, TIPIKOR DI PEMDES TERKUAK

  Susilo Berita memprihatinkan yang dilansir Radar Tulungagung, Rabu Pon, 15 Agustus 2024 pada halaman 13. Dari judulnya saja kita sudah bisa menebak isi beritanya, Satu Demi Satu Terkuak Dugaan Korupsi Pemdes.   Kutipan isi berita Radar Tulungagung (Jawa Pos Group) pada halaman 19 sebagaimana berikut ini;  Kajari Tulungagung Tri Sutrisno mengatakan bahwasannya tengah menangani dugaan kasus Tipikor yang menyeret empat Pemdes di Tulungagung. Diketahui, dari empat Pemdes tersebut, dua diantaranya telah penetapan tersangka dan akan masuk persidangan dalam waktu dekat . Berita selengkapnya silahkan dibaca dalam sumber berita di atas. Sungguh ketika membaca berita yang tersaji pada pagi ini, kami benar-benar prihatin. Betapa tidak, Kepala Desa beserta Perangkat Desa adalah pemimpin serta tokoh masyarakat yang seharusnya menjadi panutan bagi semua warganya. Beliau-beliau adalah pribadi pilihan yang terpilih diantara ribuan warga desa. Kepadanya amanat untuk pembangunan dan pemb...

SILATURRAHIM NAHDLIYIN

 Ahad Wage adalah hari yang ditetapkan untuk kegiatan Silaturrahim Nahdliyin PCNU Kabupaten Tulungagung, karena tujuan ini adalah sebagai perekat persatuan dan kesatuan. Sedang secara fundamental tujuan dari forum ini juga  sebagai media menjaga ketahuidan kepada Dzat yang Maha Ahad serta menjaga ajaran ahlussunnah wal jama'ah an-nahdliyah, sehingga dikaji dalam majelis ini berbagai ilmu untuk menguatkannya. Periode ini (18 Shafar 1446 H / 25 Agustus 2024 M) Majelis Silaturrahim Nahdliyin bertempat di Pondok Pesantren Miftahul 'Ulum Desa Sukowiyono Kecamatan Karangrejo Tulungagung. Pondok yang  diasuh oleh Romo KH. Muhaimin Ghozali ini terletak di tepi jalan raya Kalangbret - Karangrejo, sehingga mudah dijangkau dari segala penjuru. Hadir dalam acara ini, Rais Syuriah, Ketua Tanfidiyah PCNU Kabupaten Tulungagung bersama segenap pengurus, Lembaga dan Banomnya. Rais Syuriah, Ketua Tanfidiyah bersama Pengurus MWCNU se Kabupaten Tulungagung, Pengurus Ranting NU 13 Desa di Kec...

DO'A SANTRI MADINA SANGATA

Satu lagi bukti bahwa Islam agama masa depan yang paripurna. Islam memberikan tips cerdas dan strategi pasti untuk meraih kebahagiaan dimasa kini, sukses dimasa depan dan meninggalkan jejak sejarah kebaikan jika kelak telah menjadi bagian dari masa lampau. Pagi ini (Rabu, 7 Agustus 2024) kembali berkesempatan menanamkan nilai-nilai kebaikan di ladang baru yang subur (Santri baru di kelas 7D, Madrasah Diniyah SMPN 1 Ngantru Tulungagung/Madina Sangata). Bukan hal baru, tapi menurut kami tiap kali kami sampaikan kepada Santri Madina Sangata menjadi sesuatu yang harus kami istimewakan. Karena yang kami sampaikan merupakan ajaran dari agama yang teramat istimewa. Karena kami masuk klas baru, maka kami tanyakan apakah sudah tahu arti dari do'a yang baru saja Santri-santri panjatkan? Do'a tersebut permohonan dan sekaligus memberikan petunjuk pencapaiannya, do'a ini memilah stratifikasi dalam proses belajar-mengajar sebagai berikut: Tips yang tersirat dalam do'a dimaksud adalah...