Langsung ke konten utama

INDAH DIRETORIKA, NIKMAT DI ALAM NYATA


Ada satu kata yang indah sekali ketika ditata dalam rangkaian retorika dan sejatinya juga teramat nikmat jika diamalkan dalam kehidupan nyata. Namun butuh keberanian, keteguhan dan komitmen untuk bisa menjalankannya.

Tidak ada yang tidak tahu, tiada seorangpun yang mengingkari kebaikannya, semua orang membutuhkan sebagai modal berkarier dan meraih kesuksesan. Orang barat, orang sekuler, mereka mengakui keistimewaan kata ini, orang timur menjadikannya norma kehidupan, adat budaya dan pitutur luhur dan orang beragama memahami dan meyakini bahwa ini menjadi ciri khususnya. Satu kata yang hanya terdiri dari lima huruf ialah "jujur", kata ini begitu indah jika diurai dalam paparan ceramah atau orasi ilmiah. Kata ini membuat setiap yang mendengarkan terlena dengan imajinasinya masing-masing, membayangkan betapa nikmat, nyaman, aman, tenteram dan bahagianya jika setiap jengkal bumi pertiwi dihuni orang-orang yang memiliki karakter jujur. Kenyataannya?? Jujur itu murah dikata, mahal dirasa!! Benarkah?? Idealnya sih, indah diretorika juga nimat dirasa di alam nyata.

Kawan, sesungguhnya jujur itu bukan yang kita lihat pada diri orang lain, tapi apa yang kita ketahui dalam diri kita sendiri. Kerap kali (mungkin) kita melihat dengan jelas, dia, dia, dia, dia dan banyak sekali orang yang tak jujur. Terkadang kita lupa memperhatikan di dalam diri ini ada gak kejujuran? Kalau sudah ada, deteksi lagi apakah itu masih bersifat rasa (merasa diri telah jujur maksudnya) atau sudah nyata? Jikapun sudah nyata, lebih dalam lagi teliti, apakah sudah tegak atau hanya disaat-saat dibutuhkan saja, sikap jujurnya hanya gimmick saja, ketika terlihat temannya. Saat sendirian, baru uji nyali kejujuran terjadi.

Kejujuran juga jangan hanya dipandang dari sudut yang sempit, karena kejujuran memiliki spektrum yang sangat luas. Ia memiliki aneka macam bentuk turunannya atau tindakan yang berimplikasi pada nilai kejujuran, banyak, banyak sekali. 

Contoh nih, ketika datang panggilan untuk sholat jamaah, telinga kita mendengar? (iya), pikiran kita mamahami apa arti sebuah panggilan? (iya), hati kita mengiyakan juga? (iya). Tiba-tiba terbersit ah, bentar lagi deh aku datangi panggilan itu. Karena nunda akhirnya telat juga. Perilaku ini sesungguhnya menunjukan bahwa kita telah mengingkari atas kejujuran pada jawaban (iya) tersebut dan kita telah tertipu oleh kejahatan nafsu dalam diri.

Saat telat datang ke sekolah (misalnya), kebanyakan pasti akan membuat alasan untuk membenarkan perilaku ketidakdisiplin dengan ketidakjujuran. Jika ditanya sejujurnya yakin, sesungguhnya sadar bahwa ia telah melanggar peraturan, dan ia juga paham peraturan kapan jam masuknya, maka sesungguhnya perilaku ini juga telah mengkhianati kejujuran yang diketahui dan kebenaran kejadian yang menjadikan keterlambatan. 

Begitu pentingnya kejujuran, Winston Churchill, (Politisi, Perwira, Penulis dan Mantan Perdana Menteri Britania Raya 1940-1945), memberikan level jujur diposisi pertama "Langkah pertama adalah jujur, lalu menjadi mulia." Demikian pula Thomas Lickona seorang Pakar pendidikan karakter Barat (1991) menempatkan jujur pada urutan pertama dalam pendidikan karakter. 

Jauh sebelum tokoh-tokoh di atas membuat sebuah kesimpulan, Nabi Muhammad sudah menempatkan jujur sebagai identitas pribadi seorang muslim. Beliau sebagai mentor sejatinya sehingga menerima gelar al-Amin (bisa dipercaya) karena kejujurannya (shiddiq). Kisah berikut juga membuktikan bahwa jujur adalah menjadi pondasi utama untuk amal-amal kebajikan berikutnya. Suatu ketika ada seseorang yang menghadap kepada Nabi, ia berkeinginan memeluk agama Islam, tapi ia menyadari bahwa selama ini memiliki hobi berzina, berjudi, mabuk-mabukan, berjudi, mengambil hak orang lain dan berbagai macam keburukan. Ia gamang apa akan diterima masuk Islam atau tidak? Kemudian Nabi memberikan edukasi dan memotivasi, Belaiau jelaskan bahwa untuk menjadi Islam itu cukup dengan bersyahadat dan jujur. Maka berbinar-binarlah wajah orang itu, sehingga tumbuh optimisme, rasa suka dan bahagia, ternyata menjadi Islam itu mudah, cukup dengan jujur saja. 

Luar biasa ternyata dampak jujur ini, saat ia timbul hasrat untuk berzina, ia ingat akan pesan Nabi untuk jujur. Sehinga seketika kesadarannya tumbuh, kalau melakukan zina harus jawab apa jika suatu hari ditanya Nabi. Hasrat itu ia urungkan. Lalu saat terpikir mau minum khomr, ia urungkan juga karena ingat pesan Nabi. Dari hari ke hari ia semakin menjauh dari perbuatan keji dan mungkar yang selama ini dilakukan. Dengan kejujuran akhirnya mengantarkan pada kebersihan hati, dengan bersihnya hati maka ilham taqwa masuk bagaikan cahaya yang menembus kaca bening karena telah bersih dari kotoran. Jadilah ia seorang muslim yang taat hingga akhir hayat.

Kembali ke zaman kini yang kita alami, Diknas RI pada tahun 2011 lalu telah merinci ada 18 (delapan belas) nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter, pertama adalah religus dan kedua  jujur. Kemudian KPK juga menempatkan jujur sebagai inti dari Integritas dengan mendefinisikan bahwa Jujur adalah  keadaan seseorang yang lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang (ACLC KPK). Definisi ini segaris dengan definisi dalam KBBI.  

Founding father kita memberikan pesan bijak, "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki." (Bapak Muh. Hatta, Proklamator, Wakil Presiden Pertama). Pesan ini memberi pemahaman bahwa sifat jujur atau karakter baik lainnya merupakan buah dari kebiasaan, demikian sebaliknya. Ketidakjujuran dan segala keburukan sebagai karakter yang menempel kuat pada diri seseorang juga hasil dari pembiasaan, sehingga akan sangat sulit untuk diperbaiki.

Kembali fokus perhatian kita kepada pesan penting dari Nabi, Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia merupakan keselamatan” (HR Ibnu Abi Ad Dunya dari riwayat Manshur bin Mu’tamir)

Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan mengantarkan ke surga. Seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kezaliman, dan kezaliman itu akan mengantarkan ke arah neraka”. (HR Bukhari-Muslim).

Pelajaran hidup: Jujur itu benar-benar indah, jujur pintu pembuka kebersihan hati, jujur memudahkan masuknya cahaya petunjuk dan kebenaran,  jujur itu pembawa keselamatan, kebahagiaan dan kesuksesan. Maka dengan jujur sudah cukuplah modal kita untuk selamat dunia hingga akhirat.

Wallahua'lam bis-shawab...

Semoga bermanfaat.


Tulungagung, 23 Agustus 2024

Selamat Hari Jum'at (Jujur modal selamat dunia-akhirat)

Penulis: Susilo, S.P., S.E., M.Pd (Anggota Jawa Timur Penyuluh Anti Korupsi (Jatim PAK)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MIRIS, TIPIKOR DI PEMDES TERKUAK

  Susilo Berita memprihatinkan yang dilansir Radar Tulungagung, Rabu Pon, 15 Agustus 2024 pada halaman 13. Dari judulnya saja kita sudah bisa menebak isi beritanya, Satu Demi Satu Terkuak Dugaan Korupsi Pemdes.   Kutipan isi berita Radar Tulungagung (Jawa Pos Group) pada halaman 19 sebagaimana berikut ini;  Kajari Tulungagung Tri Sutrisno mengatakan bahwasannya tengah menangani dugaan kasus Tipikor yang menyeret empat Pemdes di Tulungagung. Diketahui, dari empat Pemdes tersebut, dua diantaranya telah penetapan tersangka dan akan masuk persidangan dalam waktu dekat . Berita selengkapnya silahkan dibaca dalam sumber berita di atas. Sungguh ketika membaca berita yang tersaji pada pagi ini, kami benar-benar prihatin. Betapa tidak, Kepala Desa beserta Perangkat Desa adalah pemimpin serta tokoh masyarakat yang seharusnya menjadi panutan bagi semua warganya. Beliau-beliau adalah pribadi pilihan yang terpilih diantara ribuan warga desa. Kepadanya amanat untuk pembangunan dan pemb...

SILATURRAHIM NAHDLIYIN

 Ahad Wage adalah hari yang ditetapkan untuk kegiatan Silaturrahim Nahdliyin PCNU Kabupaten Tulungagung, karena tujuan ini adalah sebagai perekat persatuan dan kesatuan. Sedang secara fundamental tujuan dari forum ini juga  sebagai media menjaga ketahuidan kepada Dzat yang Maha Ahad serta menjaga ajaran ahlussunnah wal jama'ah an-nahdliyah, sehingga dikaji dalam majelis ini berbagai ilmu untuk menguatkannya. Periode ini (18 Shafar 1446 H / 25 Agustus 2024 M) Majelis Silaturrahim Nahdliyin bertempat di Pondok Pesantren Miftahul 'Ulum Desa Sukowiyono Kecamatan Karangrejo Tulungagung. Pondok yang  diasuh oleh Romo KH. Muhaimin Ghozali ini terletak di tepi jalan raya Kalangbret - Karangrejo, sehingga mudah dijangkau dari segala penjuru. Hadir dalam acara ini, Rais Syuriah, Ketua Tanfidiyah PCNU Kabupaten Tulungagung bersama segenap pengurus, Lembaga dan Banomnya. Rais Syuriah, Ketua Tanfidiyah bersama Pengurus MWCNU se Kabupaten Tulungagung, Pengurus Ranting NU 13 Desa di Kec...

DO'A SANTRI MADINA SANGATA

Satu lagi bukti bahwa Islam agama masa depan yang paripurna. Islam memberikan tips cerdas dan strategi pasti untuk meraih kebahagiaan dimasa kini, sukses dimasa depan dan meninggalkan jejak sejarah kebaikan jika kelak telah menjadi bagian dari masa lampau. Pagi ini (Rabu, 7 Agustus 2024) kembali berkesempatan menanamkan nilai-nilai kebaikan di ladang baru yang subur (Santri baru di kelas 7D, Madrasah Diniyah SMPN 1 Ngantru Tulungagung/Madina Sangata). Bukan hal baru, tapi menurut kami tiap kali kami sampaikan kepada Santri Madina Sangata menjadi sesuatu yang harus kami istimewakan. Karena yang kami sampaikan merupakan ajaran dari agama yang teramat istimewa. Karena kami masuk klas baru, maka kami tanyakan apakah sudah tahu arti dari do'a yang baru saja Santri-santri panjatkan? Do'a tersebut permohonan dan sekaligus memberikan petunjuk pencapaiannya, do'a ini memilah stratifikasi dalam proses belajar-mengajar sebagai berikut: Tips yang tersirat dalam do'a dimaksud adalah...